Pada saat menggarap
album keenam (Lagi Sedih), Bimbim selaku leader akhirnya memutuskan
untuk memecat Bongky, Pay dan Indra.. Namun ada juga yang menyebutkan
bahwa Bongky, Indra dan Pay keluar atau mengundurkan diri karena
perilaku Bimbim dan Kaka yang sudah terlampau parah dalam penggunaan
narkoba. Perpecahan tersebut sebenarnya sudah bisa terlihat di album ke
empat mereka di lagu Pisah Saja Dulu. Bimbim bahkan berniat untuk
membubarkan Slank. Namun sebuah surat yang ditulis dengan darah oleh
seorang Slanker membuatnya mengurungkan niatnya. Isinya menyeramkan.
Dia bersumpah untuk membunuh Bimbim jika Bimbim benar benar
melaksanakan niatnya untuk membubarkan Slank. Kaka dan Bimbim tetap
menggarap album ke-6 dengan bantuan additional player. Reynold masuk
untuk mengisi posisi gitar dan Ivanka yang waktu itu sering nongkrong di
Potlot juga ikut membantu dalam mengerjakan project Slank untuk album
ke enam dengan formasi masa transisi ini.
Album Lagi Sedih pun dirilis pada Februari 1997. Dengan single Koepoe Liarkoe dan Tong Kosong membuktikan Slank masih survive. Tawaran manggung pun berdatangan. Dan saat tinggal beberapa kota yang akan diselesaikan dalam rangkaian show nya,, Reynold menyatakan ingin keluar dari Slank. Alasannya karena beliau juga tidak kuat karena Bimbim dan Kaka yang saat itu masih terjerumus dengan narkoba. Walaupun saat itu sudah dibujuk untuk menunda pengunduran dirinya,, Reynold tetap tidak ingin melanjutkan sisa show nya. Saat itu lah reformasi di tubuh Slank terjadi.
Album Lagi Sedih pun dirilis pada Februari 1997. Dengan single Koepoe Liarkoe dan Tong Kosong membuktikan Slank masih survive. Tawaran manggung pun berdatangan. Dan saat tinggal beberapa kota yang akan diselesaikan dalam rangkaian show nya,, Reynold menyatakan ingin keluar dari Slank. Alasannya karena beliau juga tidak kuat karena Bimbim dan Kaka yang saat itu masih terjerumus dengan narkoba. Walaupun saat itu sudah dibujuk untuk menunda pengunduran dirinya,, Reynold tetap tidak ingin melanjutkan sisa show nya. Saat itu lah reformasi di tubuh Slank terjadi.
Terbujuk
rayuan teman di Bali 14 tahun lalu, Bimbim—penabuh drum grup musik
Slank—dan keponakannya, Kaka—vokalis Slank—pun mencecapi ”obat langit”
yang membuat pemakainya melayang-layang dan ketagihan.
Waktu
pertama kali mencoba (1994), mereka bilang badan jadi tidak enak.
Muntah-muntah. Enek. Tapi kok besok paginya mencari lagi? Itulah putau,
sekali pakai orang langsung ketagihan. Maka berlanjutlah ia memakai
putau.
Semenjak
memakai jenis narkoba ini, Bimbim yang biasanya pendiam, rapi, tak
suka teriak-teriak, tiba-tiba berubah. Demikian juga Kaka.
Banyak
pengalaman pahit, dari sejak mereka pakai (1994) sampai tahun 1999.
Pengalaman di Lubuk Linggau (1998) juga tak terlupakan. Mereka
”kehabisan barang”, sakau. Tidak ada orang jual barang seperti itu di
Lubuk Linggau. Bimbim sampai tidak bisa bangun, di kamar. Padahal mereka
masih harus melayani wartawan, wawancara. Tinggal Kaka, yang badannya
lebih kuat, melayani wartawan, meski dengan susah payah.
Slank
membantah anggapan bahwa dengan mengkonsumsi Narkoba seorang seniman
bisa lebih kreatif, justru sebaliknya, tanpa menggunakan barang haram
tersebut mereka terbukti bisa menghasilkan karya-karya bagus.
"Saat
membikin album pertama hingga ketiga, kami belum memakai Narkoba, tapi
album itu terbukti paling bagus. Jadi, tanpa Narkoba kami bisa
menghasilkan karya yang bagus. Setelah album ketiga, kami menjadi
pengguna," ujar Kaka.
Masuknya Abdee, Ridho, dan Ivanka (Formasi akhir)
Ivanka
ditarik menjadi member resmi. Slank yang sepeninggal Reynold langsung
bergerak cepat. Management langsung mencari orang untuk untuk
menyelesaikan sisa show di beberapa kota. Ivanka merekomendasikan Abdee
Negara untuk membantu Slank. Abdee dan Ivanka memang sebelumnya sudah
bersahabat dan psatu Band di Flash. Sedangkan manager Slank waktu
itu,,Mbak Wiwid mengontak Mohammad ridwan Hafiedz (Ridho) yang baru saja
menyelesaikan sekolah gitarnya di Hollywood untuk diminta bantuannya.
Mereka pun ditugaskan untuk menghafal 35 lagu Slank dalam waktu satu
minggu. Sebuah target yang besar dan waktu yang singkat. Namun mungkin
karena dua orang itu adalah seorang musisi yang hebat,, target tersebut
tercapai. Dengan adanya dua gitaris ini sebenarnya sangat membingungkan
juga karena sebelumnya Slank hanya memakai satu gitaris. Namun karena
mepetnya waktu,, akhirnya dua orang tersebut dipake untuk melengkapi
formasi inti Slank. Formasi ini bertahan hingga saat ini dan mereka
terus melahirkan karya-karya yang menegaskan eksistensi mereka di dunia
musik Indonesia.
Album baru dan semangat baru
Masuknya Abdee dan Ridho dalam formasi inti membuat Bimbim dan Kaka melanjutkan perjalanan bermusiknya. Diawali dengan album Tujuh yang dirilis January 1998 dengan single yang menghentak yaitu Balikin. Lagu yang menandakan bahwa Bimbim dan Kaka ingin rehat dan sehat dari ketergantungan. Ditambah dengan Abdee dan Ridho yang benar-benar bersih dari narkoba semakin menguatkan niat mereka. Mereka berhenti bukan karena takut diikuti massa yang memang sudah banyak,, namun mereka berhenti justru karena sudah banyaknya yang mengikuti mereka memakai narkoba. Album tersebut terjual satu juta copy hanya dalam hitungan minggu. Bimbim lagi-lagi menyumbang suaranya dalam lagu Bimbim Jangan Menangis. Sebuah curhatan yang tercipta sejak tahun 1993.
Masuknya Abdee dan Ridho dalam formasi inti membuat Bimbim dan Kaka melanjutkan perjalanan bermusiknya. Diawali dengan album Tujuh yang dirilis January 1998 dengan single yang menghentak yaitu Balikin. Lagu yang menandakan bahwa Bimbim dan Kaka ingin rehat dan sehat dari ketergantungan. Ditambah dengan Abdee dan Ridho yang benar-benar bersih dari narkoba semakin menguatkan niat mereka. Mereka berhenti bukan karena takut diikuti massa yang memang sudah banyak,, namun mereka berhenti justru karena sudah banyaknya yang mengikuti mereka memakai narkoba. Album tersebut terjual satu juta copy hanya dalam hitungan minggu. Bimbim lagi-lagi menyumbang suaranya dalam lagu Bimbim Jangan Menangis. Sebuah curhatan yang tercipta sejak tahun 1993.
Album
berikutnya Mata Hati Reformasi dirilis. Lagu-lagu di album ini banyak
bercerita tentang masalah sosial dan pemerintahan di zaman reformasi.
Ketinggalan Zaman menjadi andalan di album ini. Slank juga
mengaransemen ulang lagu tradisional yang diberi judul Punk Java. Di
album ini juga terdapat sebuah lagu yang seharusnya di rilis pada album
Tujuh namun terkena sensor. Namun saat Orba rezim Soeharto runtuh, lagu
tersebut bisa masuk dalam album ini. Siapa Yang Salah adalah judul
lagunya. Yang unik dari lagu ini adalah lagu ini hanya dimainkan oleh
Bimbim dan Kaka. Mereka berdua yang memainkan semua. Bimbim juga
mengambil dua porsi lagu yang dia nyanyikan. Aktor Intelektual dan Nggak
Mau Percaya. Di album ini Slank memberi bonus sebuah kalung tiap satu
buah kaset original. Ada peringatan di belakang kaset untuk didampingi
kepada pendengar dibawha umur. Banyak lagu yang direkam secara Live di
album ini.
Tahun
1998 juga Slank menyelenggarakan konser dengan judul Konser Piss 30
Kota yang direkam dan dijual ke pasaran. Lagu yang direkam secara live
dan ada bonus dua buah lagu baru yaitu Pintu dan Makan Gak Makan
Tahun
1999 Slank merilis double album yang diberi judul 999+09. Ada total 27
lagu yang dibuat dalam dua versi. Yaitu versi abu-abu dan versi yang
biru. Versi yang biru memiliki single Bintang Kesiangan dan Anak Mami
sedangkan versi abu-abu adalah Orkes Sakit Hati dan Ngangkang serta
Malam Minggu Lagi. Lagu Orkes Sakit Hati memang ditujukan kepada
orang-orang dan politisi yang cenderung menguraikan janji-janji manis
nya. Di PV lagu tersebut juga Slank bermain di tengah-tengah masyarakat
kecil. Bimbim mengambil jatah dua lagu dari masing-masing album. Sista
Petty di album abu-abu dan Friday di album biru.Bonus dari album ini
adalah sebuah kantong kecil yang biasa dipakai di ikat pinggang. Tahun
1999 pun menjadi tahun dimana Bimbim mengakhiri masa lajangnya dan
menikahi seorang gadis bernama Reny.
Slank
kemudian merilis sebuah album the best yang diberi titel De Bestnya
Slank. Berisi lagu lag pilihan dengan satu lagu dari album sebelumnya
yang di remix oleh DJ Anton di lagu Ngangkang. Dan sebuah live lagu
Malam Minggu Lagi yang direkam di Potlot.
Next
album,, Virus dirilis pada 2001. Berisi single Virus, Jakarta Pagi
Ini, dan #1. Bonus dari album ini adalah sebuah tattoo dan kartu
koleksi Slank. Lagu bertema sosial juga dimasukkan di album ini.
Keprihatinan Slank tentang pembabatan hutan bisa ditangkap lewat lagu
Lembah Baliem. Di lagu #1, Slank untuk pertama memasukkan unsur orkestra
di lagu nya. Erwin Gutawa orkestra lah yang ikut membantu lagu yang
ditaruh di track terakhir itu.
Sukses
album Slank sendiri langsung diikuti dengan konser Virus Road Show 22
Kota di Indonesia dan hasil Live nya sendiri bisa didengar di album
yang diberi judul A Mild Live Slank Virus Road Show dengan bonus
tambahan satu buah lagu baru dengan judul yang sangat menarik, I Miss
You But I Hate You dan bonus sebuah Koran Koranan Slank. Koran Koranan
Slank ini adalah cikal bakal lahirnya media bulletin yang bisa
didapatkan diluar (tanpa harus membeli kasetnya) secara berkala. Ini
adalah album live kedua Slank setelah Konser Piss 30 Kota.
Dalam
versi kaset,,terdapat permainan solo dari Abdee, Ridho, dan Ivanka.
Rekaman lagu Pak Tani yang di Jember dimana terjadi keributan antar
penonton pun dimasukkan di kaset ini. Namun jika Anda melihat yang
versi VCD nya,, konser yang di ambil adalah yang di Jember. Di lagu
Bocah, Ivanka bermain gendang terlebih dahulu sebelum memainkan
gendangnya. Di lagu Pak Tani dimana ada keributan tersebut, Slank
mengajak penonton untuk melakukan semacam tanya jawab di tengah-tengah
lagu. Di lagu Kamu Harus Pulang yang menjadi penutup konser pun diselipi
ucapan terima kasih kepada semua pihak di tengah-tengah lagu.
Seperti
tak mengenal lelah,,Slank lagi-lagi merilis album studio kesebelas nya
yang diberi titel Satu Satu (11) pada tahun 2003. Bulan dan Bintang,
Gara-Gara Kamu, dan Jembatan Gantung menjadi hitsnya. Lagu Bulan dan
Bintang juga masuk dalam soundtrack film Novel Tanpa Huruf R. Lagu
Gara-Gara Kamu ditujukan kepada narkoba yang sempat membuat mereka
mengalami masa-masa kritis. Tingkat kreativitas Slank saat itu bisa
dibilang sangat tinggi dan sangat produktif. Bisa dibilang di tahun ini
lah mereka benar-benar bersih dari ketergantungan. Album ini juga
diikuti dengan award AMI Award kategori album rock terbaik. Album ini
diberi bonus kondom dan kartu koleksi Slank. Cover depan album pun
ditulis 'EDISI KHUSUS SUAMI ISTRI'. Di album ini Kaka sudah tidak
berambut panjang gimbal namun menjadi lebih pendek namun tetap keriting.
Bimbim menyumbang suaranya di lagu Menjadi Masalah. Di PV Jembatan
gantung, Slank tidak tampil namun hanya para siswa sekolah yang
diperankan Marshanda dan beberapa remaja lainnya.
Slank
kemudian menyelenggarakan Satu-Satu Live Tour di kota-kota Indonesia.
Beberapa lagu di konser tersebut dimasukkan ke album live ketiga mereka
yang diberi titel Bajakan. Bajakan adalah bentuk kegelisahan Slank
terhadap para pembajak yang dengan mudah dan gampangnya mencuri hak
cipta seorang pemusik. Lagu lagu yang direkam semuanya adalah live
hasil konser dibeberapa tempat dan event. Ada tiga lagu baru yang
dimasukkan di album live ketiga Slank ini. That's All,, yang direkam
pada konser Satu-Satu Live Tour ini menjadi single disusul Bendera 1/2
Tiang yang direkam di studio Parah di Potlot dan juga lagu hasil
kolaborasi dengan group musik dari Korea Selatan berjudul South Asia.
South Asia direkam secara live bersama Yoon Band dari Korea. Lagu ini
pernah dibawakan saat Slank bermain di Korea. Yoon Band pun ikut
berkolaborasi di lagu I Miss You But I Hate You milik Slank yang direkam
pada acara Impresario. Sang vokalis dari Yoon Band mengubah liriknya
menjadi bahasa korea. Lagu tersebut juga masuk dalam album Bajakan ini.
Ada juga lagu dimana Slank berkolaborasi dengan raja dangdut Rhoma
Irama di lagu Balikin. Kaka tidak banyak bernyanyi di lagu ini. Malah
Rhoma lah yang mengambil hampir seluruh bagian yang dinyanyikan Kaka.
Hasil konser Tiga Dimensi pun dimasukkan kesini. Ending album Bajakan
adalah Sumpah Anti Pembajak yang di deklarasikan Slank bersama Slanker
se-Indonesia. Bonus album ini adalah sebuah pick guitar.
Slank
merayakan ulang tahun ke 20 nya di Lebak Bulus. Banyak para musisi
yang meramaikan acara ini diantaranya Ungu, Koil, dll. 20 tahun bermain
musik dan berkreasi belumlah cukup untuk Slank. Mereka masih ingin
bermimpi dan meraih mimpi-mimpinya.
Album Live pertama di dunia
Memasuki tahun 2004 dimana punk berhasil menggebrak musik Indonesia, Kaka mengubah image dirinya dengan rambut mohawk. Punk ala Slank. Begitu mereka menyebutnya. Slank dan Naif menggelar konser bersama bernama Road to Peace 24 Kota. Yang menarik dari konser ini adalah, dibawakannya lagu-lagu baru yang belum pernah dibawakan dan hasil lagunya direkam secara live dan dijadikan album berikutnya. Jika biasanya Slank merekam lagu, rilis, kemudian tour,, kali ini tidak. Mereka tour sambil merekam secara live di panggung, baru kemudian merilisnya. Album ini diberi nama Road to Peace. Naif juga berkolaborasi di lagu Amrozy Gitting yang direkam di studio Parah milik Slank. Dua lagu yaitu Amrozy Gitting dan P3K direkam di Potlot, markas mereka sedangkan yang lainnya direkam di atas panggung. Mars Slankers dan Salah menjadi jagoan di album ini. Di album ini juga dimasukkan sebuah karya dari Mochtar Embut berjudul Mars Pemilu yang diaransemen menjadi aransemen rock oleh Slank. Album ini konon disebut sebagai album live pertama di dunia. Walaupun sudah pernah ada yang merekam full album secara live seperti Greateful Dead dan Blues Traveler,, namun band tersebut tidak merekam nya di atas panggung seperti yang dilakukan Slank. Untuk pematangan konsep pun, Slank tidak ragu dan malu untuk menyewa sebuah studio ketika Slank berada di kota tempat mereka akan show. PV lagu Mars Slanker mencampurkan unsur animasi di dalamnya sedangkan PV lagu Salah, lagi-lagi Slank tidak ada di video tersebut.Bonus dari album ini adalah sebuah poster dan masker berlogo peace yang di design oleh seorang Slanker dari Makasar.
Memasuki tahun 2004 dimana punk berhasil menggebrak musik Indonesia, Kaka mengubah image dirinya dengan rambut mohawk. Punk ala Slank. Begitu mereka menyebutnya. Slank dan Naif menggelar konser bersama bernama Road to Peace 24 Kota. Yang menarik dari konser ini adalah, dibawakannya lagu-lagu baru yang belum pernah dibawakan dan hasil lagunya direkam secara live dan dijadikan album berikutnya. Jika biasanya Slank merekam lagu, rilis, kemudian tour,, kali ini tidak. Mereka tour sambil merekam secara live di panggung, baru kemudian merilisnya. Album ini diberi nama Road to Peace. Naif juga berkolaborasi di lagu Amrozy Gitting yang direkam di studio Parah milik Slank. Dua lagu yaitu Amrozy Gitting dan P3K direkam di Potlot, markas mereka sedangkan yang lainnya direkam di atas panggung. Mars Slankers dan Salah menjadi jagoan di album ini. Di album ini juga dimasukkan sebuah karya dari Mochtar Embut berjudul Mars Pemilu yang diaransemen menjadi aransemen rock oleh Slank. Album ini konon disebut sebagai album live pertama di dunia. Walaupun sudah pernah ada yang merekam full album secara live seperti Greateful Dead dan Blues Traveler,, namun band tersebut tidak merekam nya di atas panggung seperti yang dilakukan Slank. Untuk pematangan konsep pun, Slank tidak ragu dan malu untuk menyewa sebuah studio ketika Slank berada di kota tempat mereka akan show. PV lagu Mars Slanker mencampurkan unsur animasi di dalamnya sedangkan PV lagu Salah, lagi-lagi Slank tidak ada di video tersebut.Bonus dari album ini adalah sebuah poster dan masker berlogo peace yang di design oleh seorang Slanker dari Makasar.
Tahun
2004 ini juga Slank mewakili Indonesia untuk tampil di acara MTV Asia
Aid di Thailand dan membawakan sebuah lagu yang diambil dari album Satu
Satu yaitu Karikatur.
Di
akhir tahun 2004, lagi-lagi Slank merilis sebuah album baru. P.L.U.R
adalah nama albumnya. PLUR adalah singkatan dari kata Peace, Love,
Unity, Respect. Sebuah semboyan baru Slank (sebelumnya Slank setia
dengan jargon Piss). Album ini mengandalkan Ku Tak Bisa, Biru, dan
Juwita Malam sebagai jagoan. Juwita Malam ini adalah lagu ciptaan Ismail
Marzuki. Dibuat dalam dua versi. Punk dan Blues. Lagu Juwita Malam dan
Biru masuk dalam soundtrack film Banyu Biru yang dibintangi Tora
Sudiro. Bimbim bernyanyi kembali di lagu Indonesiakan Una. Bonus album
ini adalah sebuat sticker dan poster kalender. Di tahun 2004 ini Slank
merayakan ulang tahun ke 21 tahun di kota Surabaya pada 26 Desember
bertepatan dengan bencana besar di Aceh. Sebenarnya di album ini pun
Slank membuat lagu tentang Aceh yaitu Atjeh Investigation. Lagu Gossip
Jalanan yang membuat gerah para politisi pun terdapat di labum ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar